Sabtu, 29 Desember 2012

Ampas Kopi Hadirkan Prestasi Bagi Mahasiswa ITS

Moh Fajar Rajasa Fikri, mahasiswa ITS Surabaya
yang berhasil mengubah limbah kopi jadi bisnis.
(Foto oleh its.ac.id)
Inovatif dan unik. Itulah kata yang pantas disematkan pada Moh Fajar Rajasa Fikri untuk bisnis Coffe Paste yang dimilikinya. Memanfaatkan limbah yang berupa ampas kopi, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini berhasil mengembangkannya menjadi sebuah bisnis dengan prospek bagus. Tidak tanggung-tanggung, dana modal kerja sebesar Rp 15 juta dan beasiswa biaya hidup maksimal Rp 20 juta berhasil diraihnya lewat kompetisi Beasiswa Unggulan Teknologi Industri Kreatif (BUTIK) dari Bank CIMB Niaga.

Prestasi luar biasa ini hanya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. Seperti dikutip its.ac.id, Rabu (12/12/2012), ketika itu Fikri menyenggol cangkir kopinya jatuh ke lantai hingga pecah. Tak langsung membereskannya, matanya malah tertuju pada hamburan ampas kopi yang berserakan di lantai keramik. Ampas itu membentuk motif indah.

Dalam waktu yang sama, muncul keinginan di benak pria asli Kota Banyuwangi ini untuk memotif sendiri ampas tersebut berdasarkan seni. Ia pun mulai memikirkan cara agar ampas kopi itu bisa menempel permanen di wadahnya.

Siapa sangka, ide tersebut datang bersamaan dengan dihelatnya program tahunan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), yakni Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Fikri pun dengan mantap mengusulkan ide briliannya ke kompetisi tersebut. "Yang namanya rejeki tidak bakalan ke mana, inovasi saya didanai oleh dikti," tuturnya.

Riset demi riset pun Fikri lakukan untuk memaksimalkan karyanya. Akhirnya dengan rasa yakin akan inovasinya, mahasiswa Teknik Fisika ini berhasil meluncurkan idenya. "Saya namakan Coffe Paste, secara makna yaitu kopi tempel. Jadi ampas kopi itu dihias dan ditempel di keramik, dan jadilah dia benda hias dari limbah kopi," jelas Fikri menjelaskan. Sejauh ini, hiasan ampas kopi  yang diproduksi oleh Fikri diletakkan pada piring, mug, dan pigura.

Tidak hanya berjuang di PKM saja, bisnis benda hias ini juga dilombakan di berbagai jenis kompetisi. Seperti torehan juara dua di kompetisi business plan Fakultas Teknologi Industri (FTI).

Selain itu bisnisnya pun mendapatkan kehormatan untuk mengikuti technopreneur camp di Universitas Sebelas Maret Surakarta bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Tidak sampai di situ, Benda hias ini juga berhasil menembus ketatnya persaingan untuk masuk ke dalam program inkubator industri ITS.

Kisah prestasi Fikri pun berlanjut, September lalu, Fikri mengajukan ide dan gagasannya ke lomba BUTIK. Kompetisi tersebut dihelat oleh CIMB Niaga yang berkerja sama dengan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Kompetisi yang juga bertujuan untuk menciptakan pelaku usaha baru yang dapat bersaing secara nasional dan internasional ini, untuk tahap pertama, berhasil dilewati oleh Fikri dengan mulus. "Saya langsung mendapatkan telepon dari CIMB Niaga Jakarta, kalau saya telah lolos seleksi aplikasi," ungkap pria yang juga ahli dalam web programming.

Berikutnya Fikri di hadapkan kepada pengisian formulir tentang data pribadi dan data bisnis yang dikembangkan. "Seminggu setelahnya pihak CIMB datang langsung ke lokasi produksi Coffe Paste untuk memastikan keberadaan bisnis ini, sekaligus seleksi survei lokasi," terang Fikri lagi.

Hanya berselang waktu satu hari, Fikri langsung mendapatkan surat elektronik bahwa ia lolos menjadi finalis. Sebanyak 25 finalis dari Aceh hingga Makasar turut hadir dalam event tersebut. "Sebagai finalis, kami wajib presentasi di depan dewan juri, soalnya hanya 15 yang akan terpilih menjadi pemenang," ujar Fikri lagi.

Ketika berhadapan dengan dewan juri, Fikri mengaku bahwa banyak ilmu yang ia dapatkan. "Dewan juri juga memberikan masukan-masukan terhadap bisnis Coffe Paste ke depannya. Kami ditantang untuk membuat hiasan ampas kopi pada gantungan kunci," jelas Fikri lagi.

Dalam penilaiannya, dewan juri menilai setiap bisnis dari empat segi, yakni aspek kewirausahaan, pengelolaan bisnis dan keuangan yang sehat, sosial, serta aspek lingkungan yang masing-masing bernilai 25 persen. "Coffe Paste bagus di segi kewirausahaan, sosial dan tentu sangat bagus dalam aspek lingkungan, karena memanfaatkan limbah sebagai bahan dasar," terangnya.

Namun menurutnya, Coffe Paste lemah pada aspek pengelolaan bisnis dan keuangan. Mengingat omzet yang masih terbilang sedikit bila dibanding bisnis dari peserta lain yang telah beromzet ratusan juta rupiah. "Karena kami memang bisnis baru, masih butuh marketing lebih lanjut untuk memperkenalkan produk," tambahnya .

Dua minggu berselang, ia mendapatkan kabar yang sangat menggembirakan. Coffe Paste dipastikan lolos menjadi 15 finalis yang mendapatkan beasiswa unggulan tersebut. "Lega rasanya, ini menjadi berkah sekaligus amanah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya," pungkas Fikri. Total Rp 540 juta dihadiahkan pihak penyelenggara untuk 15 finalis.

0 komentar:

Posting Komentar